Kamis, 23 Desember 2010

ibuku seorang PEMBOHONG !!!

Sukar untuk orang lain percaya,tapi itulah yang terjadi, ibu

saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya

sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan

segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai seorang

anak lelaki dalam sebuah keluarga sederhana. Makan minum serba kekurangan.





-KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.

Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari kami terpaksa

makan ikan asin satu keluarga. Sebagai anak yang

masih kecil, saya sering merengut. Saya menangis, ingin nasi dan

lauk yang banyak. Tapi ibu pintar berbohong. Ketika makan, ibu sering

membagikan nasinya untuk saya. Sambil memindahkan nasi ke

mangkuk saya,

ibu berkata : "Makanlah nak IBU TIDAK LAPAR."



-KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Ketika saya mulai besar, ibu yang gigih sering meluangkan watu

senggangnya untuk pergi memancing di sungai sebelah rumah. Ibu

berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan untuk membesarkan kami. Pulang dari memancing, ibu memasak ikan segar yang mengundang selera. Sewaktu saya memakan ikan itu, ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang bekas sisa ikan yang saya makan tadi.

Saya sedih melihat ibu seperti itu. Hati saya tersentuh lalu memberikan ikan yg belum saya makan kepada ibu. Tetapi ibu dengan

cepat menolaknya.

Ibu berkata : "Makanlah nak, ibu tak suka makan

ikan
."



-KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA.

Di awal remaja, saya masuk sekolah menengah. Ibu biasa membuat kue

untuk dijual sebagai tambahan uang saku saya dan abang. Suatu saat,

pada dinihari lebih kurang pukul 1.30 pagi saya terjaga dari tidur. Saya melihat ibu membuat kue dengan ditemani lilin di hadapannya. Beberapa kali saya melihat kepala ibu terangguk karena ngantuk.

Saya berkata : "Ibu, tidurlah, esok pagi ibu kan pergi ke kebun pula."

Ibu tersenyum dan berkata : "Cepatlah tidur nak, ibu belum ngantuk."



-KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT.

Di akhir masa ujian sekolah saya, ibu tidak pergi berjualan kue seperti biasa supaya dapat menemani saya pergi ke sekolah untuk turut menyemangati. Ketika hari sudah siang, terik panas matahari mulai menyinari, ibu terus sabar menunggu saya di luar. Ibu seringkali saja tersenyum dan mulutnya komat-kamit berdoa kepada Illahi agar saya lulus ujian dengan cemerlang. Ketika lonceng berbunyi menandakan

ujian sudah selesai, ibu dengan segera menyambut saya dan menuangkan

kopi yang sudah disiapkan dalam botol yang dibawanya. Kopi yang kental

itu tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang ibu yang jauh lebih

kental. Melihat tubuh ibu yang dibasahi peluh, saya segera memberikan

cawan saya itu kepada ibu dan menyuruhnya minum.

Tapi ibu cepat-cepat

menolaknya dan berkata : "Minumlah nak, ibu tak haus!!"



-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA.

Setelah ayah meninggal karena sakit, selepas saya baru beberapa

bulan dilahirkan, ibulah yang mengambil tugas sebagai ayah kepada kami

sekeluarga. Ibu bekerja memetik cengkeh di kebun, membuat sapu lidi

dan menjual kue-kue agar kami tidak kelaparan. Tapi apalah daya seorang ibu. Kehidupan keluarga kami semakin susah dan susah.

Melihat keadaan keluarga yang semakin parah, seorang tetangga yang baik hati dan tinggal bersebelahan dengan kami, datang untuk membantu ibu. Anehnya, ibu menolak bantuan itu... Para tetangga sering kali menasihati ibu supaya menikah lagi agar ada seorang lelaki yang menjaga dan mencarikan nafkah untuk kami sekeluarga.. Tetapi ibu yang keras hatinya tidak mengindahkan nasihat mereka.

Ibu berkata : "Saya tidak perlu cinta dan saya tidak perlu laki-laki."



-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM.

Setelah kakak-kakak saya tamat sekolah dan mulai bekerja, ibu pun sudah tua. Kakak-kakak saya menyuruh ibu supaya istirahat saja di rumah. Tidak lagi bersusah payah untuk mencari uang.

Tetapi ibu tidak mau. Ibu rela pergi ke pasar setiap pagi menjual

sedikit sayur untuk memenuhi keperluan hidupnya. Kakak dan abang yang

bekerja jauh di kota besar sering mengirimkan uang untuk membantu

memenuhi keperluan ibu, pun begitu ibu tetap berkeras tidak mau

menerima uang tersebut.

Malah ibu mengirim balik uang itu, dan ibu

berkata : "Jangan susah-susah, ibu ada uang."



-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH.

Setelah lulus kuliah, saya melanjutkan lagi untuk mengejar gelar sarjana di luar Negeri. Kebutuhan saya di sana dibiayai

sepenuhnya oleh sebuah perusahaan besar. Gelar sarjana itu saya sudahi

dengan cemerlang, kemudian saya pun bekerja dengan perusahaan yang telah membiayai sekolah saya di luar negeri. Dengan gaji yang agak

lumayan, saya berniat membawa ibu untuk menikmati penghujung hidupnya

bersama saya di luar negara. Menurut hemat saya, ibu sudah puas bersusah payah untuk kami. Hampir seluruh hidupnya habis dengan penderitaan, pantaslah kalau hari-hari tuanya ibu habiskan dengan keceriaan dan keindahan pula. Tetapi ibu yang baik hati, menolak ajakan saya.

Ibu tidak mau menyusahkan anaknya ini dengan berkata ; "Tak usahlah nak, ibu tak bisa tinggal di negara orang."



-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Beberapa tahun berlalu, ibu semakin tua. Suatu malam saya menerima

berita ibu diserang penyakit kanker di leher, yang akarnya telah menjalar kemana-mana. Ibu mesti dioperasi secepat mungkin. Saya yang ketika itu berada jauh diseberang samudera segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Saya melihat ibu terbaring lemah di rumah sakit, setelah menjalani pembedahan. Ibu yang kelihatan sangat tua, menatap wajah saya dengan penuh kerinduan. Ibu menghadiahkan saya sebuah senyuman biarpun agak kaku karena terpaksa menahan sakit yang menjalari setiap inci tubuhnya. Saya dapat melihat dengan jelas betapa kejamnya penyakit itu telah menggerogoti tubuh ibu, sehingga ibu menjadi terlalu lemah dan kurus. Saya menatap wajah ibu sambil berlinangan air mata. Saya cium tangan ibu kemudian saya kecup pula pipi dan dahinya. Di saat itu hati saya terlalu pedih, sakit

sekali melihat ibu dalam keadaan seperti ini.

Tetapi ibu tetap

tersenyum dan berkata : "Jangan menangis nak, IBU TIDAK SAKIT."



Setelah mengucapkan pembohongan yang kedelapan itu, ibunda tercinta menutup matanya untuk terakhir kali. Dibalik kebohongannya, tersimpan cintanya yang begitu besar bagi anak2nya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Anda beruntung karena masih mempunyai orangtua... Anda boleh memeluk

dan menciumnya. Kalau orangtua anda jauh dari mata, anda boleh menelponnya sekarang, dan berkata, 'Ibu/Ayah, saya sayang ibu/ayah.'

Tapi tidak saya lakukan, hingga kini saya diburu rasa bersalah yang amat sangat karena biarpun saya mengasihi ibu lebih dari segala-galanya, tapi tidak pernah sekalipun saya membisikkan kata-kata itu ke telinga ibu, sampailah saat ibu menghembuskan nafasnya yang terakhir.








pengakuan (mantan) perokok


Sekedar share buat agan2 dan sista2

ane cwo, dulu ane seorang perokok berat, sehari ane bisa habiskan 3 bungkus Marllboro atau 2 bungkus Djarum. Ane merasa setiap cwe atau teman ane menyuruh berhenti, itu hanya sentimen saja. Bagi ane rokok is my life.

Hingga pada suatu ketika ane bertemu dengan paman dari adek sepupunya teman ane waktu SD. Saat itu kita berkunjung ke rumah dia, karena ada hajatan sunatan ponakannya.

Percakapan ane dengan paman itu adalah.....

Ane : Kerja di mana om?
Paman : (melihat ane lg merokok) Saya yg memproduksi rokok itu dek!
Ane : (bengong) Oh yaa.... Hebat ya om...
Paman : (manyun) Hebat untuk sebuah tuntutan negara, jika saja om dapat mengulang hidu lagi, om tidak akan mengerjakan bisnis ini lagi.

Ane : (heran) Kenapa om?
Paman : (nada mantap) Rokok itu adalah sumber kemakmuran yang dibangun di atas banyak nyawa dan kemiskinan!!! Lihatlah kehidupan pengusaha tembakau dan rokok di dunia ini, adakah mereka yang hidupnya sejahtera? Mereka PASTI akan mendapat ganjaran dari jutaan nyawa manusia yang telah mereka renggut dari produk bisnis mereka.

Ane : (kaget) Astaga... Benarkah itu om???
Paman : (marah) Inilah politi dek, ketika pilihan membuat kita tidak dapat memilih antara kebathilan atau kebenaran, maka dengan sangat terpaksa kita harus mengorbankan orang lain, bahkan orang yang kita cintai sekalipun demi politik itu tetap terjaga dengan rapih.

Ane : (heran kuadrat) Maksud om apa?????
Paman : Sesungguhnya tanpa bisnis tembakau ini, bangsa kita bisa menjadi bangsa kaya raya yang teramat sangat, bahkan bisa lebih kaya dari negeri2 di Eropa sana. Tapi inilah politik, ROKOK dan TEMBAKAU adalah satu2nya BISNIS MULTINASIONAL yang dapat membuat para pemimpin2 kita tidak perlu berpikir dan hanya santai2 saja menerima uang. INILAH FAKTANYA...
MEREKA adalah orang2 bodoh yang tidak paham arti HIDUP. Mereka hanyalah SAMPAH. Dan saya bekerja untuk kepuasan MEREKA!!!

Ane : (bengong dan bengong) (hanya mangut mangut, tapi hati ane nangis) (si om keburu pergi, ane ga bisa banyak bicara)

TAPI SEJAK KEJADIAN ITU, SECARA TIDAK SADAR, ANE SUDAH BERHENTI MEROKOK TOTAL. DAN TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MENGETAHUI PENYEBABNYA, BARU DI FORUM INI ANE BERCERITA.




SUMBER : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=334764787#post334764787

Kamis, 16 Desember 2010

esensi pendidikan yang sebenarnya *bagianketiga

--nah, jadi harusnya apa dong yang dipelajari di sekolah
biar nyambung dengan dunia nyata?


--buang paradigma SEKOLAH TEMPAT MENIMBA ILMU.
Sekolah seharusnya tidak hanya untuk menimba ilmu,
tapi juga membangun sikap dan prilaku siswanya .


--mungkin akan lebih bijak jika sekolah SD
tidak perlu memberikan pelajaran susunan pemerintahan,
hukum dan kewarganegaraan.

cukuplah mengenalkan siapa presiden kita yang harus kita hormati,
menyanyikan lagu-lagu nasioanal, memainkan alat-alat musik tradisional.


--alangkah bijaksana jika SD hanya mengajarkan
hal-hal yang nyata-nyata dibutuhkan untuk anak-anak seusianya,

mereka butuh bermain, butuh berinteraksi dengan teman-temannya.
mereka tidak membutuhkan les matematika, les bhs inggris,
dan les-les lainnya.

biarkan si anak mengutarakan kenginginannya, kesukaannya,
berikan waktu yang cukup untuk mereka melakukan hobinya...







--ketika sudah mulai beranjak dewasa,
saatnya dunia pendidikan memberikan arahan
untuk menjadi pribadi yang anggun,

tanamkan nilai-nilai kejujuran, integritas, kerjasama,
gotong-royong, pantang menyerah,
kreatif, kritis, atraktif....

sediakan ilmu-ilmu yang mereka butuhkan,
yang mereka tanyakan kepada gurunya.
pertanyaan yang mereka dapatkan sendiri dari observasi sederhana
dalam kehidupan mereka di rumah, bersama teman di lingkungannya,
ataupun di lingkungan sekolahnya...


--jadikan sekolah tempat yang menyenangkan untuk berinteraksi, mencari dan menggali ilmu.
bukan menjadikan sekolah sebagai tempat untuk membuang uang, tenaga pikiran, hanya untuk mencari titel bekal mancari pekerjaan.




sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4255113

esensi pendidikan yang sebenarnya *bagiankedua

-- saatnya kita tahu esensi pendidikan yang kita jalani saat ini,
jangan sampai kita hanya menghambur-hamburkan uang
untuk mengejar embel-embel SBI (Sekolah berstandar Internasional),
atau goodwill suatu universitas (yang penting UI/UGM),
bukan itu esensi pendidikan.


--seharusnya dunia pendidikan membuat yang berada di dalamnya
menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
bukan untuk menambah beban hidup orang tua
atau menambah beban negara.


--Cara belajar paling efektif adalah: Bekerja sambil belajar.

betapa banyak mahasiswa yang malas kalau suruh belajar?
itu karena ga ada motivasi lain untuk belajar, kecuali untuk lulus ujian.

lihat bedanya, seorang pegawai swasta yang sangat antusias
dalam mengikuti kursus brevet pajak walaupun begitu banyak
aturan pasal-pasal dan tarifnya.
mereka sangat antusias karena mereka merasa BUTUH pelajaran
itu untuk kehidupannya. kehidupan nyata-nya.


--di sini kita bisa lihat, dunia pendidikan seperti memiliki dunia sendiri dan tidak peduli dengan dunia nyata yang akan dihadapi oleh
almamaternya. ironis.


--tapi kalau bekerja dulu sambil belajar,
mana ada perusahaan yang mau nerima pegawai
yang belum tahu apa-apa, dan baru mau belajar nanti kalau dah kerja?

hanya ada satu perusahaan yang mau nerima orang-orang kaya gitu.
yaitu perusahaanmu sendiri.

so jangan takut untuk memulai untuk membangun perusahaan sendiri.
jangan bayangkan perusahaan harus yang megah, punya kantor,
punya pegawai banyak, modal miliaran...

coba liat dulu ke salah satu website kesayangan masyarakat indonesia "kaskus",
awalnya bukankah kaskus ini didirikan hanya oleh 1 orang?
bang andrew...

mungkin awalnya kaskus hanya memiliki kantor di satu kosan kecil
di amrik sana, sampai akhirnya sekarang punya kantor sendiri
dan jutaan member.

mulailah dari yang kecil, lihat sekelilingmu,
disana banyak sekali peluang menanti.

dari sesuatu yang kamu mulai itu,
bersiaplah untuk menjadi pribadi pembelajar,
yang tak sadar bahwa sebenarnya anda sedang belajar keras
untuk meningkatkan kualitas diri.

Esensi pendidikan yang sebenarnya *bagianpertama

hhmmm.. dunia pendidikan memang dunia "misteri" yang sulit diungkapkan.

-- kenapa aku bilang dunia "misteri" ?
alasannya:

1. berapa banyak orang berpendidikan tinggi yang sekarang masih menganggur banting tulang nyari kerjaan.

2. orang berbondong-bondong menuju pendidikan yang tinggi hanya
untuk menyerahkan kemampuannya untuk si bos.

3. berapa banyak sarjana pertanian yang berprofesi sebagai pegawai
bank?

4. berapa banyak anak sma jurusan ipa kuliahnya di fakultas ekonomi atau mungkin hukum.


dari fakta diatas, apakah kamu semua bisa dapet apa sih tujuan sekolah?
bingung? makanya dunia pendidikan layaknya dunia misteri, ga jelas.



-- mungkin keanehan duni pendidikan kita dimulai karena
paradigma lama, alias petuah leluhur kita yang dulu
dijajah kumpeni.

"nak, belajar yang pinter... biar nanti gampang cari kerja."

dari kalimat tadi, ada dua tujuan yang bisa kita tangkap jelas:
1. belajar biar pinter
2. gampang cari kerja

2 hal ini jelas-jelas paradigma yang dibangun kaum penjajah biar kita bisa dimanfaatkan dengan mudah.


kenapa?

1. biar PINTER,
jadi kita dididik biar pinter aja, otak kita penuh dengan pelajaran-pelajaran.
kita ga dididik jadi orang yang cerdas, penuh akal, karena penjajah takut kita justru bisa mengakali mereka.
kita ga dididik jadi orang yang kritis, tanggap, dan demokratis karena penjajah takut kita bisa memberontak seketika.

2. cari kerja,
jadi kita dididik hanya untuk mencari pekerjaan,
bukan untuk menciptakan pekerjaan.
penjajah hanya ingin kita bekerja untuk mereka, bukan untuk kita sendiri.
penjajah takut kita lebih maju dari mereka.

So, kalau yang sampai saat ini masih menggunakan paradigma itu, maaf, ANDA MASIH HIDUP DALAM MASA PENJAJAHAN.



kalau hanya untuk pintar, beli aja buku di seluruh toko buku di indonesia , 1 minggu khatamin 1 buku. dijamin pinter.
kalau hanya nyari kerja, sampah di jalanan masih banyak tuh, nyapu di jalanan juga pekerjaan yang mulia bukan?


-- trus sekarang udah terlanjur begini, apa yang bisa kita lakukan??

gampang,

1. introspeksi diri, cari hal apa yang sering bikin kalian lupa makan, minum, tidur, bahkan bernafas.

apakah editing video? jadilah editor profesional.
ngerjain soal-soal akuntansi? jadilah dosen or akuntan publik handal.
nggambar-nggambar sotosop or corel? jadi desain grafis aja...

jangan takut untuk beralih ke segala hal yang kamu sukai, ketika kamu berjuang untuk sesuatu yang kamu suka, seberat apapun tantangannya
pasti akan kamu hadapi dengan senang hati.

2. fokus, jadikan hobimu sebagai fokus profesimu.
jangan takut kalau kamu nanti ga dapet kerja, kerjaan itu bisa dateng darimana aja. ketika kamu dah profesional di bidangmu,
pekerjaanlah yang akan mencarimu.

kalau hobimu mancing, profesionalah di bidang mancing, lalu tunggulah pengusaha-pengusaha kolam pemancingan yang akan datang berkonsultasi tentang kolam ikannya
atau pengusaha peralatan mancing yang meminta anda menjadi Kepala bidang research and development.


--KALAU MASIH SD, SMP gmn?

1. kalau emang tujuannya agan mo cari kerja, ntar klo mo lanjut sekolah, jangan masuk SMA, pilih aja SMK.

2. kalau tujuan agan sekolah mo jadi ilmuwan, baru silahkan masuk SMA.

3. pilih jurusan yang emang agan suka, jangan lagi berpatokan dengan patokan yang konyol bahwa klo jurusan IPA buat yang pinter, IPS buat yang bodoh . semuanya sama , sama-sama SEKOLAH.